Download Kumpulan 310 Contoh Cerpen Terbaru


Lihat dan hitung, seberapa banyak aplikasi Android yang Anda instal di smartphone Anda? 

Pernahkah terbersit di benak Anda bagaimana cara membuat aplikasi-aplikasi tersebut?

Apakah Anda Saat Ini Ingin Sekali Bisa Bikin Aplikasi Android Sendiri? Seperti aplikasi game edukasi, media pembelajaran, aplikasi berbasis sensor, aplikasi multimedia, dan lain sebagainya?

Tetapi

1. Tidak Ngerti Coding
2. Tidak Tahu Computer Programming
3. Tidak Paham Bahasa Pemrograman Android
4. Dan Sama Sekali Bukan Lulusan IT?

Jangan Khawatir ...
Ternyata, bikin aplikasi Android itu SANGAT MUDAH, bahkan bagi Pemula sekalipun.

Sekarang Anda bisa bikin aplikasi Android dengan Cepat, bahkan TANPA HARUS CODING.

Tak peduli apapun latar belakang Anda, bikin aplikasi Android itu MUDAH, semudah bermain Puzzle.

Anda Hanya Perlu 4 Langkah berikut ini :

1. Drag & drop komponen-komponen yang dibutuhkan
2. Percantik tampilan aplikasi dengan mengatur layout dan desain tampilan
3. Susun blok-blok kode programnya, dan
4. Build aplikasi Anda jadi file instalasi *.APK

Lantas, Bagimana Cara Memulainya?
Mudah kok, karena sudah hadir untuk Anda Di Sini :


Video tutorial yang membahas cara membuat aplikasi Android dengan sangat MUDAH, CEPAT, & TANPA CODING menggunakan tools App Inventor 2. 
Cerpen (Cerita Pendek) adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. (Wikipedia)
contoh cerpen terbaru

Cerpen  (cerita  pendek)  adalah  karangan  pendek  yang  berbentuk  prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa,  dan  pengalaman.  Tokoh  dalam  cerpen tidak  mengalami  perubahan nasib. 

Ciri-ciri Sebuah Cerpen atau Cerita Pendek yaitu :
  1. Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
  2. Terdiri  kurang dari 10.000 kata.
  3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
  4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
  5. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja.
  6. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
  7. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat. 
  8. Sanggup  meninggalkan  kesan  mendalam  dan  mampu  meninggalkan  efek pada perasaan pembaca.
  9. Menceritrakan  satu  kejadian,  dari  terjadinya  perkembangan  jiwa  dan  krisis,tetapi  tidak  sampai   menimbulkan  perubahan  nasib.
  10. Beralur tunggal dan lurus.
  11. Penokohannya  sangat  sederhana,  singkat,  dan  tidak  mendalam
Ada 7 Tips Singkat dalam menulis sebuah Cerpen atau Cerita Pendek :
  1. Menangkap ide
  2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri
  3. Membuat paragraf pembuka
  4. Merangkai alur dan plot
  5. Membuat paragraf penutup
  6. Mengendapkan tulisan
  7. Mengedit tulisan
  8. Menulis lagi, belajar lagi, menulis lagi, demikian seterusnya
Untuk mempermudah sobat, di bawah ini ada salah satu contoh cerpen dan 310 contoh cerpen lainnya yang bisa kawan2 download sebagai referensi.

Contoh Cerpen "Hari Ulang Tahun Seseorang"

Hari ini, aku berada di kebun belakang sebuah rumah mewah. Mungkin karena tergesa, atau sisa mabuk semalam, aku tak ingat mengapa pada siang hari seperti ini aku sudah duduk dengan kikuk pada bangku lipat berwarna merah tua. Sepasang kakiku mengenakan sepatu kulit cokelat muda, dan celana hampir senada. Di atas kemeja putih yang kupakai, seseorang atau mungkin aku yang tak sadar tadi pagi, terdapat sweater yang didominasi warna putih tetapi dengan motif kotak-kotak cokelat tua. Seperti sweater yang dulu pernah dihadiahkan untukku dari seseorang teman yang habis jalan-jalan ke luar negeri. Entah Eropa atau Amerika. Rasanya aku mulai susah sekali mengingat segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Jangankan yang dulu-dulu, siang ini juga aku tak mengerti mengapa aku berada di kebun belakang sambil duduk dengan kikuk pada bangku lipat merah tua.

Dalam kebingungan, aku mencoba memraktikkan apa yang disebut sebagai ilmu pengamatan lingkungan. Aku melihat ke segala arah, apa yang ada di sana, apa yang tengah terjadi, dan beberapa orang yang lalu lalang di kebun belakang ini. Perlahan aku mulai mengerti bahwa di kebun belakang ini tengah disiapkan sebuah pesta. Di beberapa bagian kebun telah ditata makanan di atas meja-meja panjang. Pada bagian belakang ada beberapa lampu dan pengeras suara. Di dekat kolam renang, ada sebuah panggung kecil dengan latar belakang papan yang dihiasi dengan gambar-gambar dan juga tulisan “Selamat Ulang Tahun” yang menandakan bahwa pesta di kebun belakang ini adalah pesta ulang tahun. Jadi, aku berada di sini sebagai tamu undangan pesta ulang tahun seseorang. Pertanyaannya, siapakah yang berulang tahun itu, apakah dia punya hubungan denganku, atau yang paling penting adalah siapa yang telah membawaku ke sini? Semua pertanyaan itu harus segera dijawab sebelum tempat ini mulai ramai. Paling tidak agar aku bisa menyesuaikan diri dan membaur dengan para tamu undangan lainnya.

Mungkin, seseorang dari tamu itu akan menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaanku tadi. Semisal apa hubunganku dengan orang yang berulangtahun. Atau bisa lebih detail lagi seperti menanyakan kapan pertama kali berjumpa atau dalam kesempatan apa aku pernah bertemu dengan dia. Ini yang harus segera aku temukan jawabannya. Maka aku putuskan untuk bangkit dari dudukku. Yang kutuju adalah bagian belakang rumah di seberang kolam renang yang tengah ditebari bola berwarna-warni. Mungkin supaya kelihatan semakin semarak pesta kebun itu. Belum lama aku berjalan, seseorang segera menggamit lenganku.

“Mau ke mana, Pak?”

Aku segera menoleh padanya, seorang perempuan dengan senyum yang manis. Rambutnya hitam legam dan wangi. Matanya mengingatkan aku pada seseorang yang sudah lama sekali berada dalam pikiranku.

“Ranti?”

Tiba-tiba saja aku bisa mengingat nama seseorang yang baru saja berkelebat dalam benakku setelah aku melihat matanya.

“Bukan, Pak. Aku Dewi, putrinya.”

Putrinya? Kenapa selama ini dia tidak pernah bercerita jika sudah punya anak? Dia menikah dengan siapa? Dalam hati aku merutuk karena di siang hari yang tidak terik dan dipenuhi beraneka warna di kebun belakang ini aku justru dibekap dengan beragam pertanyaan yang memintaku untuk bisa segera mendapatkan jawabannya.

Setelah mengatur nafas, aku memberi isyarat padanya untuk ikut bersamaku kembali ke jajaran bangku lipat merah tua itu. Dia mengangguk dan seperti seorang anak yang baik, dia menggamit lenganku dan membimbingku ke sana.

“Kalau boleh aku tahu, siapa yang membawaku ke mari?” Ini sebenarnya bukan pertanyaan pertama yang harus aku temukan jawabannya dari deretan pertanyaan yang aku punya, tapi ini akan memberiku banyak lubang cahaya pada kegelapan yang menyelimuti pikiranku.
Namun aku heran, mengapa dia tersenyum mendengar pertanyaanku itu. Sepertinya pertanyaanku adalah sebuah lelucon.

“Bapak. Tadi pagi, bapak itu bangun sangat pagi. Lalu mandi dan berpakaian rapi. Dan karena Bapak bilang bahwa hari ini Bapak harus menghadiri pesta ulang tahun Ibu, maka Bapak sama Mas Sasongko, dibawa ke sini.”

“Sebentar. Sebentar. Ibu siapa yang berulangtahun?” Itu pertanyaan pertama dalam daftar pertanyaanku, hanya sudah diberi panduan bahwa yang berulangtahun itu adalah seorang perempuan. Yang disebut Ibu olehnya.

“Ibu Miranti. Ibu saya.”

Miranti? Nah, kebetulan! Aku bisa tanyakan padanya sekarang apa hubunganku dengan yang berulangtahun itu. Lalu di mana dia?

“Ibu sudah lama meninggal. Lima tahun yang lalu. Bapak lupa? Ah. Pasti Bapak mulai pikun.” Dia bercerita dengan datar, tadinya, tapi lama-lama mukanya berubah ceria. Lalu dia berkata lagi, “Bapak tahu, Mas Sasongko sering bilang pada saya, bahwa dia ingin sekali seperti Bapak. Meskipun Ibu sudah lama meninggal, cinta Bapak terhadap Ibu tetap menyala. Buktinya, sepanjang lima tahun ini, Bapak tidak pernah putus menggelar perayaan ulang tahun Ibu!”

Jadi? Miranti adalah istriku dan Dewi yang tengah berbicara padaku adalah anakku? Mengapa aku bisa lupa semua ini dalam waktu semalam saja? Apa yang terjadi semalam denganku? Lagi. Semakin banyak pertanyaan masuk ke dalam pikiranku. Tapi aku tak mau seperti tadi, berusaha mencari jawabannya dengan segera. Aku memutuskan untuk tidak merusak hari ulang tahun seseorang dengan membuka rahasia bahwa aku sudah mulai lupa pada segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Aku kembali memraktikkan ilmu pengamatan lingkungan dengan memandang panggung kecil di seberang kolam renang. Tapi cahaya matahari yang memantul dari permukaan air membuat mataku terasa sangat silau, dan tiba-tiba membuat air mataku jatuh.

Dewi segera mengeluarkan tisu dari tasnya lalu mengusap pipi dan kelopak mataku, sambil berujar, ”Ibu pasti bahagia di sana melihat Bapak masih mencintainya dengan sangat.”

Lagi-lagi dia tersenyum memandangku.

Jakarta, 14 Agustus 2013

Download Contoh Cerpen Terbaru

Silakan sobat Download Kumpulan 310 Contoh Cerpen Terbaru di sini =>>DOWNLOAD<<=
Daftar 310 Judul Cerpen (Cerita Pendek)
1. Aku Datang Memenuhi Panggilan-Mu (Eddy D. Iskandar).doc
2. Bangkai Kegelapan (Restoe Prawironegoro Ibrahim).doc
3. Bawah Rembulan (F. Moses).doc
4. Belenggu Salju (Triyanto Triwikromo).doc
5. Berhala di Hutan Kayu (M. Shoim Anwar).doc
6. Bersama Kupu-kupu, Nuke Terbang (Ratna Indraswari Ibrahim).doc
7. Buncit 12 (Riz Koto).doc
8. Cerpen, Aku (Agus Ainur Roziqin).doc
9. Cinta (Hermawan Aksan).doc
10. Cinta Mati Ternyata Ada (Eko Darmoko).doc
11. Cokelat Valentine (Ni Komang Ariani).doc
12. Dajjal (Beni Setia).doc
13. Diruangi Hujan (M. Irfan Hidayatullah).doc
14. Dokter (Putu Wijaya).doc
15. Dongeng Lukisan Kontempor (Agus Dermawan T).doc
16. Dua Keping Kisah Pikun (Zelfeni Wimra).doc
17. Gambar Perahu Layar di Dinding (Chairil Gibran Ramadhan).doc
18. Gampong (Arafat Nur).doc
19. Hajah Miranti dan Siti (Humam S. Chudori).doc
20. Hari Terakhir Mei Lan (Soeprijadi Tomodihardjo).doc
21. Iblis Paris (Triyanto Triwikromo).doc
22. Ibu dan Syair Kematian (Nugroho Sukmanto).doc
23. Impian Perawan (Nugroho Sukmanto).doc
24. Kabar Untuk Sofi (Sihar Ramses Simatupang).doc
25. Kabut Asap (Syahda Sylvanto).doc
26. Keajaiban pada Ponsel Mimo (M.Syaifudin).doc
27. Keinginan Perempuan (Maria Bo Niok).doc
28. Kemarau Air Mata (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
29. Kembang Dewaretna (Yanusa Nugroho).doc
30. Kembang Gula (Yessy A.F. Sinubulan).doc
31. Kemilau Danau (Adek Alwi).doc
32. Keputusan Ayah (Dadan Suwarna).doc
33. Kerikil Tajam (Restoe Prawironegoro Ibrahim).doc
34. Kisah Cinta Sukma (Sunaryono Basuki Ks).doc
35. Laut seperti Pita Biru (Wildan Yatim).doc
36. Lelaki Beraroma Kebun (Linda Christanty).doc
37. Lelaki Berdahi Hitam (Maria Magdalena Bhoernomo).doc
38. Lelaki Pemecah Batu (Dian Sianturi).doc
39. Malin Kundang Pulang Kampung (Ahmad Muchlish AR).doc
40. Manusia Suci (Hermawan Aksan).doc
41. Matahari Tak Terbit Pagi Ini (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
42. Mawar di Kanal Macan (M. Iksaka Banu).doc
43. Membunuh Kampung (Mustafa Ismail).doc
44. Mencari Jalan Pulang (Ida Refliana).doc
45. Menjemput Mimpi (Pamusuk Eneste).doc
46. Mercusuar (Sori Siregar).doc
47. Mereka Toh Tak Mungkin Membikin Malaikat (Herman).doc
48. Monolong Lelaki Merindukan Pulang (Hasan Al Banna).doc
49. Mudik Lahir Batin (Subro).doc
50. Nenek Rawa Merni (Kohar Ibrahim, A).doc
51. (Sutan Iwan Soekri Munaf).doc
52. Pak Samam (Enang Rokajat Asura).doc
53. Pasar Burung (Lan Fang).doc
54. Pelabuhan Makin Jauh (Mustafa Ismail).doc
55. Penafsir Kebahagiaan (Eka Kurniawan).doc
56. Percakapan Tentang Sakit (Setiyo Bardono).doc
57. Perempuan Di Makam (Mustafa Ismail).doc
58. Perempuan Di Simpang Tiga (K. Usman).doc
59. Perempuan yang Ingin Membunuh Bisma (Ganug Nugroho Adi).doc
60. Pohon Mangga Alas Tua (S. Prasetyo Utomo).doc
61. Pok Ami-ami (Lan Fang).doc
62. Rindu Sekali Dinda dengan Ayah (Alimuddin).doc
63. Roda Kehidupan (Badarudin).doc
64. Rumah untuk Kemenakan (Iyut Fitra).doc
65. Sangidu (Prabantara Kesawamurti).doc
66. Sembunyi (Gita Nuari).doc
67. Setangkai Mawar di Tanggal Sembilan (Evi Idawati).doc
68. Sri Lestari (Gunawan Maryanto).doc
69. Suatu Malam Aku Menggambar Seseorang dan Suatu Siang Aku Melihat Seseorang Menggambarku (Ucu Agustin).doc
70. Surat dari Hutan Jati (Isbedy Stiawan ZS).doc
71. Tatapan Mata Ibu (Dharmadi).doc
72. Tukang Roti (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
73. Warisan (Adek Alwi).doc
74. Agonia Senja (Novieta Tourisia).doc
75. Ajak Aku Melihat Kunang-Kunang (Mustafa Ismail).doc
76. Anak Inkubator (Yonathan Rahardjo).doc
77. Anak Semata Wayang (Whani Darmawan).doc
78. Anggang dari Laut (Pinto Anugrah).doc
79. Anting (Ratna Indraswari Ibrahim ).doc
80. Arjuna Tumaritis (Nanang Hape).doc
81. Aryati (Dodiek Adyttya Dwiwanto).doc
82. Atheis (M. Dawam Rahardjo).doc
83. Badai Bunga (Triyanto Triwikromo).doc
84. Bakauheni yang Merenda Rindu Penyesalan (Badarudin).doc
85. Bangku Beton (Sunlie Thomas Alexander).doc
86. Basa-basi (Dodiek Adyttya Dwiwanto).doc
87. Bengkel Las Bu Ijah (Clara Ng).doc
88. Bertahan Di Selatan (Nugroho Sukmanto).doc
89. Bertungkus Lumus (Martin Aleida).doc
90. Bigau (Damhuri Muhammad).doc
91. BISIKAN ANGIN (Beni Setia).doc
92. Bohonglah Sekali Lagi (Yustine Pravitasmara Dewi).doc
93. Burung di Atas Kuburan (Nugroho Sukmanto).doc
94. Calon Mertua (Asyat Akbar).doc
95. Ceracau Ompu Gabe (Hasan Al Banna).doc
96. Cerita Bohong Di Siang Bolong (Noer Mursidi).doc
97. Cerita Laki-laki Penguping (Isbedy Stiawan ZS).doc
98. Cerita Perempuan (Yonathan Rahardjo).doc
99. Cermin Jiwa (S Prasetyo Utomo).doc
100. Cerpen Buat Saya (Sunaryono Basuki Ks).doc
101. Cinta di Atas Perahu Cadik (Seno Gumira Ajidarma).doc
102. Dadong Dauh (Sunaryono Basuki Ks).doc
103. Dalam Rindu (Hembang Tambun).doc
104. Daun yang Menyentuh Keningmu (Muhammad Aris).doc
105. Dendam Darah Revolusi (Restoe Prawironegoro Ibrahim).doc
106. Dermaga (Lan Fang).doc
107. Di Kampung, Tak Ada Kunang-kunang (Indrian Koto).doc
108. Dilarang Menjala Ikan di Hari Sabtu (Denny Prabowo).doc
109. Dongeng Penunggu Surau (Mahmudi Arif D).doc
110. Dongeng untuk Anjeli (Willy Hangguman).doc
111. Dua Tanjung (Farizal Sikumbang).doc
112. Duel Dua Bajingan (Fahrudin Nasrulloh).doc
113. Durian (Djenar Maesa Ayu).doc
114. Emak (Masriadi Sambo).doc
115. Embun, Cinta, dan Sepasang Sayap Jelita (Teguh Winarsho AS).doc
116. Eppak (Mahwi Air Tawar).doc
117. Fei (Jusuf AN).doc
118. Gadis Bunga (Sunlie Thomas Alexander).doc
119. Gadis Kecil di Lampu Merah (Riz Koto).doc
120. Gadis Pemetik Jamur (Yetti A KA).doc
121. Gajah di Pelupuk Mata (Sunaryono Basuki Ks).doc
122. Gerhana Mata (Djenar Maesa Ayu).doc
123. Gerimis yang Sederhana (Eka Kurniawan).doc
124. Gincu Ini Merah, Sayang (Eka Kurniawan).doc
125. Guru Mengaji (Humam S. Chudori ).doc
126. Harkitnas (Putu Wijaya).doc
127. Hati-Hati Menerima Telepon dari Nomor Tak Dikenal (Gunawan Maryanto).doc
128. Hikayat Gajah Terakhir (Gde Agung Lontar).doc
129. Hujan Februari (Tary).doc
130. Hujan Mulai Deras, Malam! (Palti R. Tamba).doc
131. Hujan Mulai Reda (Aam Amilia).doc
132. Hujan Pagi (Dwicipta).doc
133. Hujan Telah Selesai (Alex R).doc
134. Ibu (Herman).doc
135. Ibu Meninggal (Hudan Hidayat).doc
136. Ibu Tahu Rahasiaku (Puthut EA).doc
137. Ilusi Musim Gugur (Nugroho Sukmanto).doc
138. Indahnya Dunia bersama Gadis (Hafara el Quds).doc
139. Ini Anak Aku, Bukan Anak Kau (Hang Kafrawi).doc
140. Jalan Soeprapto (Yetti A. KA).doc
141. Jalan-jalan Minggu (Pidi Baiq).doc
142. Jantung Batu (Azwar).doc
143. Jari Patah (Agus Fahri Husein).doc
144. Jerit Kesakitan (An. Ismanto).doc
145. Jeritan Sang Ibu (R. Dachroni).doc
146. Jeritan Serigala dari Gunung (Irfan Zamzami).doc
147. Johana, Malaikat yang Menipuku (Aris Kurniawan).doc
148. Kalau Boleh Kau Kusembah (Martin Aleida).doc
149. Kami Bongkar Rumah Kami (Imam Muhtarom).doc
150. Kami Ingat, Markiyem (Mariana Amiruddin).doc
151. Kartini yang Terempas (Ida Refliana).doc
152. Kenangan Sepanjang Jalan (Dodiek Adyttya Dwiwanto).doc
153. Kereta (Menthol Hartoyo).doc
154. Kereta Sekar Senja (Nahria Medina Marzuki).doc
155. Kesaksian Kalis (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
156. Kucing Tetangga (Thamrin, TI).doc
157. Kuda Lumping (Gerson Poyk).doc
158. Kunang-kunang Mengerjap Gelap Ruang (S. Prasetyo Utomo).doc
159. Kuntum Turi di Petak Tulip (Idah Ahdiah).doc
160. Kursi Empuk di Dada Sumarti (Pamusuk Eneste).doc
161. Kutukan Cinta (Anton Septian).doc
162. Kyoko, Aishiteru (Iggoy el Fitra).doc
163. Lelaki Istimewa (Mustafa Ismail).doc
164. Lelaki yang Menyukai Bunga (Herma Yulis).doc
165. Lelakon Awan (Moh. Syafari Firdaus).doc
166. Lereng (Ragdi F. Daye).doc
167. Lindu (Zainal Arifin Thoha).doc
168. Lubang Air (Eko Tunas).doc
169. Lukisan Wajah (Adi Toha).doc
170. Maka Sungai Pun Mengalir Darah (Herman).doc
171. Malam Mati (F. Moses).doc
172. Malam Rembulan Tua (Aliela).doc
173. Malam Seribu Bulan (Leo Kelana).doc
174. Malang Sumirang (Yono Daryono).doc
175. Maling (Lidya Kartika Dewi).doc
176. Mang Preddy (Ida Ahdiah).doc
177. Marni! Oh, Marni! (Palti R. Tamba).doc
178. Mawar dan Ilalang (Tary).doc
179. Mawar Hitam (Maria Magdalena Bhoernomo).doc
180. Melukis Desember (Sazali Habib).doc
181. Memaknai Aries (Dewi Alizar).doc
182. Membunuh Siluman (Ganda Pekasih).doc
183. Memoir dari Kampus Tirani (Esti Nuryani Kasam).doc
184. Menata Senja (Adek Alwi).doc
185. Menawar Kematian (Dianing Widya Yudhistira).doc
186. Mencari Adam (Hembang Tambun).doc
187. Menikah Harus (Mustafa Ismail).doc
188. Menunggu Rembulan Datang (Slamet Rahardjo Rais).doc
189. Menyambut Maut (Jamil).doc
190. Menyihir Penyihir (Saroni Asikin).doc
191. Midnight in Cairo (Irwan Kelana).doc
192. Muksa (Hermawan Aksan).doc
193. Musik Fajar (Us Tiarsa R.).doc
194. Nana Sarea (Dina Oktaviani).doc
195. Narapidana (Ganda Pekasih).doc
196. Ng... (Alex R).doc
197. Nilai Kejujuran (Kohar Ibrahim, A).doc
198. Nurani Manusia (Iskandar Saputra).doc
199. Oh, begitu (Sunaryono Basuki Ks).doc
200. Om Budi (Lumaksono).doc
201. Orang-Orang Berpayung Hitam (Iyut Fitra).doc
202. Paku di Kepala Istri Sanusi (Gita Nuari).doc
203. Palsu (Dede Sulaeman).doc
204. Para Jin Unjuk Rasa (Ahmad Syam).doc
205. Parousia (Agus Noor ).doc
206. Parto (Rudi Suhaimi).doc
207. Pasangan Muda (Ni Komang Ariani).doc
208. Pejuang (Maria Magdalena Bhoernomo).doc
209. Penantian Ibu Saat 21 Mei 2006 (Iqbal Latief).doc
210. Penyair Muda, Istri Muda (Leo Kelana).doc
211. Penyesalan Marni (Humam S. Chudori).doc
212. Perahu Kertas (Maryam Bachmid).doc
213. Perahu Yang Lelah (Agustinus Wahyono).doc
214. Perempuan Bernama N (Hermawan Aksan).doc
215. Perempuan Bunga Kertas (Yetti A KA).doc
216. Perempuan dan Puisi Tuhan (Restoe Prawironegoro Ibrahim).doc
217. Perempuan Kedua (Labibah Zain).doc
218. Perempuan Petelur (Iggoy el Fitra).doc
219. Perkawinan Rahasia (Evi Idawati).doc
220. Perut (Yanusa Nugroho).doc
221. Pilkada (Adek Alwi).doc
222. Pintu yang Terkunci (Azizah Hefni).doc
223. Rahasia Kumari (Agus Dermawan T).doc
224. Ramadhan Ayah (Teguh Winarsho AS).doc
225. Rembulan (Anita Retno Lestari).doc
226. Respati Telah Mati (Sunaryono Basuki Ks).doc
227. Riwayat (Adek Alwi).doc
228. Riwayat Kehormatan (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
229. Ruang Bawah Tanah (Hamzah Puadi Ilyas).doc
230. Rumah Warisan (Yonathan Rahardjo).doc
231. Rumah yang Hilang (Ida Ahdiah).doc
232. Ruslan Tak Pulang (Fakhrunnas MA Jabbar).doc
233. Saat-saat Menuju Kekosongan (Sutomo Magentahadi).doc
234. Saleha di Tengah Badai Salju (Ida Ahdiah).doc
235. Samanasanta (F. Rahardi).doc
236. Sang Presiden (Tjahjono Widijanto).doc
237. Sarengas (Gunawan Maryanto).doc
238. Sayap Malaikat (Hamzah Puadi Ilyas).doc
239. Sebatang Pohon (Yetti A KA).doc
240. Sebotol Mineral (Isbedy Stiawan ZS).doc
241. Sebuah Kota, Serupa Imaji, seperti Mimpi (Sunlie Thomas Alexander).doc
242. Sebuah Pilihan (Shelvin Gunawan).doc
243. Sebuah Puisi dari Tanah Lot (Isbedy Setiawan ZS).doc
244. Secangkir Teh (Sanie B. Kuncoro).doc
245. Sejumlah Konon di Rumah Loteng (Agus Dermawan T).doc
246. Sekolah Para Setan (Musa ISmail).doc
247. Seorang Ibu Menunggu (An. Ismanto).doc
248. Seorang Penulis dan Komputer Tuanya (Dul Abdul Rahman).doc
249. Sepasang Mata untuk Perempuan (Salman Rusydie Anwar).doc
250. Sepasang Mata yang Menyimpan Duka (Noer Mursidi).doc
251. Sepatu Tuhan (Ugoran Prasad).doc
252. Sepekan di Jakarta (Asmadji As Muchtar).doc
253. Serdadu Tua dan Jipnya (Wilson Nadeak).doc
254. Serpih Persahabatan (Eni Muslihah).doc
255. Si Lugu dan Si Malin Kundang (Hamsad Rangkitu).doc
256. Si Pemabuk itu Bertobat (Isbedy Stiawan ZS).doc
257. Sinai (Ria Utari).doc
258. Skandal Utang (Nugroho Sukmanto).doc
259. Sopir Taksi dan Sebuah Kepala (Naning Pranoto).doc
260. Sungai yang Tenang (Hudan Hidayat).doc
261. Surat Burung Onta (Beni Setia).doc
262. Tak Bisa Pulang (EH Kartanegara).doc
263. Tanah Merah (Dwicipta).doc
264. Tanda (Amrin Zuraidi Rawansyah).doc
265. Tasbih dari Gunung Slamet (Sigit Emwe).doc
266. Tentang Musim (Lan Fang).doc
267. Teratai Malam (Nugroho Sukmanto).doc
268. Tesya (Isbedy Stiawan ZS).doc
269. Tiga Episod Bangkai (Zelfeni Wimra).doc
270. Tiga Surat Cinta untuk Bunga (Heru Kurniawan).doc
271. Timbunan Sampah (Edi Supardi Emon).doc
272. Tuan Hillario dan Taman Magdalena (Dwicipta).doc
273. Tubuhmu Bukan Tubuhku (Frigidanto Agung).doc
274. Tukang Urut di Tepi Danau (Martin Aleida).doc
275. Uang Jemputan (Farizal Sikumbang).doc
276. Wajah (Sides Sudyarto DS).doc
277. Yang Berdiri di Muka Cermin (Syafiril Erman).doc
278. Yang Liu van Keukenhof (Veven Sp. Wardhana).doc
279. Yang Paling Penting (Lan Fang).doc
280. Cerpen Pertarungan Hidup (cerita cinta)
281. Cerpen Penghias Mata (semi cerita cinta)
282. Cerpen Orang Kepanasan, Kepanasan Memburu (cerita cinta)
283. Cerpen Lelaki Si Jubah Hitam (semi cerita cinta)
284. Cerpen Kekuasaan Tuan Nilai
285. Cerpen Cahaya Yang Meredup (cerita cinta)
286. Cerpen Bukan Sekedar Kencing… (cerita cinta)
287. Cerpen Berjalan, Menjalani
288. Cerpen Balita Bertunangan (cerita cinta)
289. Cerpen Ada Apa Dengan Tradisi?
290. Cerpen 1001* Kenikmatan Kebebasan (semi cerita cinta)
291. Cerpen Manusia Abangan
292. Cerpen Seringan Nama, Seribu Pembahasan
293. Cerpen Dua Kisah Satu Sofa (cerita cinta)
294. Cerpen Impian yang Tak Terjawab (cerita cinta)
295. Cerpen Lebaran dan Manisnya Maaf (cerita cinta)
296. Cerpen Mars dan Venus Bercumbu*, Rembulan Cemburu (cerita cinta)
297. Cerpen Mas Kawin (cerita cinta)
298. Cerpen Menghisap Sebatang Rokok
299. Cerpen Sampah Masyarakat, Masyarakat Menyampah
300. Cerpen Segitiga
301. Cerpen Semut-semut Kecil
302. Cerpen Menunjuk Hidung
303. Cerpen Si Miskin Bersekolah
304. Cerpen Cermin Yang Retak (cerita cinta)
305. Cerpen Logika yang Beku (cerita cinta)
306. Cerpen Menghirup Udara (cerita cinta)
307. Cerpen Secangkir Teh Manis
308. Cerpen Mawar Berdarah (cerita cinta)
309. Cerpen Valentin untuk Heart Liberalism (cerita cinta)
310. Cerpen Aku Bukan Siti Nurbaya (cerita cinta)

Download Kumpulan 310 Contoh Cerpen Terbaru di sini =>>DOWNLOAD<<=

Demikianlah contoh cerpen yang bisa sobat download. Terima Kasih.

Pengelola Blog : ABDUL WAHAB

Judul : Download Kumpulan 310 Contoh Cerpen Terbaru
Ditulis oleh : Kejutan Internet pada hari
Rating Blog : 5 dari 5
Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang Download Kumpulan 310 Contoh Cerpen Terbaru
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman anda.
Namun jangan lupa harap memberikan link aktif dofollow yang mengarah ke URL ini ya
https://kejutaninternet.blogspot.com/2013/12/download-kumpulan-310-contoh-cerpen.html

Dan Terima kasih sekali lagi atas kunjungan Anda.

Kritik dan saran atau apapun bisa anda sampaikan melalui kotak komentar.
Dan mohon maaf jika komentar atau pertanyaan tidak bisa cepat saya respon,
karena Saya tidak bisa selalu online selama 24 Jam.


Mau Di Buatkan Blog Siap Pakai Seperti Ini ?.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »